Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi soal pencanangan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok sebagai Kepala Badan Otorita ibu kota negara.
Rocky Gerung memprediksi ada maksud tersembunyi di balik langkah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melibatkan Ahok.
Ia mengatakan ada asumsi-asumsi yang menduga Jokowi berupaya mengembalikan posisi Ahok dalam dunia politik di Indonesia.
Dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (12/3/2020), awalnya Rocky Gerung mengibaratkan hubungan antara Ahok dan Jokowi saat ini, layaknya bulan madu
Pria yang pernah menjadi dosen di Universitas Indonesia itu mengatakan ada hal penting yang saling dipegang oleh Ahok dan Jokowi.
"Orang menganggap ada pengetahuan Ahok yang cukup signifikan tentang Jokowi, dan orang lain menganggap ada pengetahuan Jokowi tentang Ahok yang di-supply oleh oligarki tadi," tambahnya.
"Sehingga Ahok namanya muncul lagi, bertebaran di dalam banyak isu," lanjut Rocky Gerung.
Ia tidak memercayai bahwa pengangkatan Ahok hanya sebatas mengisi pos jabatan tersebut.
Rocky Gerung mengatakan ada kecurigaan-kecurigaan perkara transaksi bisnis atau kepentingan politik.
"Tentu orang bikin prediksi, kalau cuman sekadar jadi Kepala Otorita itu pekerjaan tehnis, pasti ada persoalan di belakang itu, soal transaksi bisnis mungkin, atau soal proyek supaya Ahok bisa kembali ke papan catur politik nasional," paparnya.
Pria yang merupakan filsuf itu mengatakan rencana melibatkan Ahok dalam kondisi pemerintahan seperti saat ini, justru menjadi hal yang riskan.
"Itu semua spekulasi, nah spekulasi itu berlangsung di dalam ketidakpastian arah pemerintah, itu justru bahayanya," jelas Rocky Gerung.
Ia lalu menyebutkan bahwa sosok Ahok masih menjadi kontroversi hingga saat ini.
Masih ada orang yang menilai Ahok tidak memiliki kualitas menjadi pemimpin.
"Bagaimanapun Ahok ada dalam kontroversi, sebagian orang menganggap ada watak yang tidak pas pada Ahok sebagai pemimpin," ujar Rocky Gerung.
"Sebagai manusia, boleh saja dia punya beberapa ciri psikologi yang tidak stabil."
"Tapi sebagai pemimpin mesti ada satu ukuran, yaitu kematangan kejiwaan, mungkin itu yang akan jadi problem nanti oleh dia," tandasnya.