Najwa Shihab Berani Potong Pembicaraan Jenderal Kepercayaan Jokowi di Mata Najwa, Awas Bahaya Corona
Najwa Shihab Berani Potong Pembicaraan Jenderal Kepercayaan Jokowi Jenderal Moeldoko di Mata Najwa Trans 7, Awas Bahaya Corona
Program Talkshow Mata Najwa di Trans 7 Rabu (4/3/2020) tadi malam berlangsung seru.
Host Najwa Shihab m engangkat tema Melawan Corona.
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko hadir sebagai orang yang diberi amanah oleh Presiden Jokowi menangkal virus Corona di Tanah Air.
Juga hadir perwakilan warga dari Studio Alam Indah, kompleks permukiman pasien 01 dan 02. Dan sejumlah narasumber otoritatif.
Jenderal TNI Moeldoko berbicara setelah tetangga pasien 01 dan 02 berbicara.
"Pak Moedoko KSP yang diberi amanah dan tanggungjawab oleh Presiden untuk menangani ini (Virus Corona). Yang jelas mengenai pengelolaan informasi Negara banyak dikritik Pak Moel malah menimbulkan kepanikan. Apa penjelasannya ini Pak Moel?" kata Najwa Shihab mempersilakan Moeldoko dikutip tribun-timur.com dari akun youtube Najwa Shihab.
Moeldoko mengapresiasi respon masyarakat Indonesia yang tidak panik berlebihan terkait isu Virus Corona.
"Pertama, kita harus jujur mengapresiasi secara keseluruhan masyarakat kita cukup tenang dibanding negara-negara lain.
Kenapa seperti itu? Kita sudah punya pengalaman menghadapi SARS, Flu Burung.
Resikonya jauh lebih besar. Corona ini tingkat penyembuhannya 98 persen," kata Moeldoko.
Hal lainnya adalah pemerintah RI sudah punya SOP menangani wabah seperti Corona ini.
"Kedua, pemerintah memang punya strategi penanganan dari awal.
Pengalaman dari kasus SARS, flu burung.
Pemerintah pada 2019 lewat Inpres No 4/2019.
Hampir semua k ementerian dapat tugas yang sangat clear di dalam mensikapi, mencegah, mendeteksi, merespon wabah penyakit, endemik global," kata Moeldoko.
Namun belum selesai Moeldoko memberi penjelasan tentang upaya pemerintah mengatasi Virus Corona, Najwa Shihab sudah memotong pembiicaraan Jenderal TNI bintang empat itu.
"Tapi dalam prakteknya di lapangan, tidak rapi Pak Moel," kata Najwa Shihab.
Najwa Shihab bahkan mencontohkan kritikan Jubir RI untuk Virus Corona Achmad Yurianto kepada Wali Kota Depok Muhammad Idris yang melakukan disinfektan di kompleks pemukiman pasien 01 dan 02.
"Memangnya Virus Corona takut sama garis polisi," kata Najwa Shihab.
Saat pembicaraannya dipotong, Jenderal Moeldoko tampak tersenyum sambil mendengar pernyataan lanjutan dari Najwa Shihab.
Jenderal Moeldoko sering bukan pertama kalinya hadir di Mata Najwa.
Simak video selengkapnya mulai menit 03.05:
Ini pelajaran kepada pemerintah untuk tidak sembarangan berbicara angka-angka.
Seperti pernyataan Wali Kota Depok Mohammad Idrisyang membuat masyarakat di Depok panik karena menyebut angka terkait Virus Corona.
Langkah Wali Kota Depok ini dikritik secara terbuka di Mata Najwa Trans 7 yang dipandu Najwa Shihab, Rabu (4/3/2020) tadi malam.
Tetangga pasien positif Virus Corona (Covid-19) asal Depok, Anis Hidayah menceritakan bagaimana pernyataan Wali Kota Depok Mohammad Idris yang sembarangan, berdampak besar.
Anis menyanyangkan karena sebagai pihak yang seharusnya mengerti soal rahasia pribadi, justru menyebarkan informasi yang bukan diperuntukkan untuk konsumsi publik.
Dampak yang dirasakan akibat bocornya informasi pun beragam mulai dari kesulitan bekerja, hingga timbulnya kesalahpahaman akibat penyebaran informasi yang salah.
Dikutip dari acara Mata Najwa, Rabu (4/3/2020), awalnya Anis menceritakan apa yang terjadi ketika pertama kali mengetahui tetangganya positif terjangkit Covid-19.
Anis mengakui kaget mengetahui kabar tersebut, namun hal yang lebih membuat terkejut adalah bocornya data pribadi tentang tetangganya sendiri.
"Terkejut dinyatakan positif dan diumumkan presiden," kata Anis.
"Yang lebih membuat kami terkejut adalah data pasien lengkap sekali, dan itu sudah viral saat kami menerima, nama detil, alamat dan sebagainya, dan beberapa saat setelah itu perumahan penuh sekali dengan media yang menyorot rumah dan lain sebagainya," lanjutnya.
Anis menjelaskan tetangganya yang divonis positif Covid-19 mengetahui informasi dirinya terinfeksi dari media, bukan dari dokter yang memeriksanya.
"Semua syok, pasien syok, kami syok," katanya.
Kemudian Anis menyayangkan adanya pernyataan ngawur dari pihak pemerintah, yakni Wali Kota Depok.
"Tetapi yang membuat lebih shock adalah soal data privasi yang viral, yang kedua statement otoritas yang A sampai Z nya beda-beda semua, dan itu banyak yang menyakitkan pasien, menyakitkan lingkungan, menyakitkan kami, dan itu simpang siur," papar Anis.
Pernyataan ngawur yang dimaksud Anis adalah soal lingkungan perumahan yang eksklusif dan tidak saling kenal.
Anis membantah pernyataan tersebut, ia menegaskan antar warga perumahannya sangat guyub dan rukun.
Pernyataan kedua yang salah adalah adanya acara tanam pohon RW.
Anis mengklarifikasi bahwa acara tersebut merupakan kegiatan komunitas organik berupa pasar bumi.
"Kedua habis ada acara tanam pohon RW, salah," katanya.
"Kami memang ada acara tapi tidak tanam pohon lingkungan RW, tapi pasar bumi, karena kami lingkungan komunitas organik, maka se-Depok kemudian menggelar pasar sahabat bumi, h-1 sebelum diumumkan," lanjut Anis.
Perlu Tindakan Tegas dari Presiden
Kemudian Anis sangat menyayangkan Wali Kota Depok ikut menyebarkan bocornya data pribadi pasien.
Menurutnya sebagai pihak yang memiliki wewenang, pemerintah seharusnya menelusuri siapa orang yang membocorkan informasi tersebut.
Anis lalu meminta kepada Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko yang juga hadir sebagai narasumber, untuk menindak tegas.
"Ini menurut saya perlu ada tindakan yang tegas oleh presiden, atau dalam hal ini Pak Moeldoko sebagai Kepala KSP, semua harus didudukkan, biar masyarakat tidak bingung, masyarakat tidak dirugikan," ucap Anis.
Beralih ke pembahasan kerugian, Anies mengakui banyak sekali dampak negatif yang diterima akibat beredarnya informasi pribadi dan pernyataan ngawur pejabat publik.
"Kami hari ini sudah merasakan banyak sekali kerugian di perumahan kami yang simpang siur," kata Anis.
"Pertama adalah banyak warga di perumahan kami yang tidak boleh ngantor sampai dapat surat resmi bahwa bebas dari Virus Corona, dari pihak yang punya otoritas."
"Kedua, misalnya Senin, Selasa kami kesulitan memesan transportasi online, banyak yang di-cancel (batal)."
"Kemudian informasi simpang siur tentang anak-anak yang enggak boleh sekolah terutama dari perumahan Studio Alam Indah," lanjut Anis.
Anis juga menyinggung soal adanya info dari Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Depok yang pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Depok akan diisolasi selama 14 hari.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Depok Mohammad Idris menjelaskan lokasi tempat tinggal pasien yang berbentuk komplek, dapat menjadi faktor kecilnya penyebaran Virus Corona.
Sebab interaksi antar tetangga diduga tidak begitu sering terjadi.
"Kebetulan ini komplek, jadi tingkat interaksi antar tetangga relatif, mohon maaf agak kurang, karena memang eksklusif," kata Idris dikutip dari video YouTube Kompastv, Senin (2/3/2020).
"Tetapi kita tetap pantau itu," sambungnya.
Idris juga telah berkoordinasi dengan beberapa instansi kesehatan seperti puskesmas, dan RSUD untuk mendata kesehatan para tetangga pasien.
Belum ada Komentar untuk "Najwa Shihab Berani Potong Pembicaraan Jenderal Kepercayaan Jokowi di Mata Najwa, Awas Bahaya Corona"
Posting Komentar